Kamis, 17 Juli 2014

10 Tips Praktis Mengurangi Downtime Proses



10 Tips Praktis Mengurangi Down Time Proses
Bagi sebagian besar perusahaan manufaktur, down time merupakan sumber utama yang dapat menurunkan tingkat produktivitas namun sekaligus juga menjadi tempat di mana Anda bisa meningkatkan keuntungan dengan cepat. Program seperti TPM (Total Productive Maintenance) memang menjadi praktek terbaik dalam upaya mengurangi down time, tapi tidak semua perusahaan siap untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menciptakan program TPM yang efektif.  Inilah 10 tips yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan upaya menurunkan down time secara efektif tanpa banyak dukungan dari pihak eksternal.
1) Tentukan Alasan yang Tepat
Sangat penting menentukan alasan dan juga durasi yang tepat untuk setiap kejadian down time. Tujuannya agar perusahaan mampu meningkatkan kinerja karyawan secara efektif dalam membuat daftar prioritas dan tetap fokus. Cobalah dengan memulai dengan yang mudah terlebih dahulu. Tentukan 25 alasan, yang masing-masingnya harus tentang losses (kerugian). Pastikan semua alasan tadi itu benar-benar jelas dan jelaskan juga berbagai gejala yang muncul.
2) Fokus Hilangkan Constraint
Setiap proses bisnis dalam industri manufaktur memiliki kendala yang menjadi titik penunjang bagi keseluruhan proses yang berlangsung. Ukur tingkat down time dalam constraint dan hilangkan constraint untuk memastikan sumber daya yang ada dapat fokus untuk memberikan dampak signifikan untuk meningkatkan throughput maupun profitabilitas.
3) Tentukan Metrik yang Akan mengarahkan Peningkatan Perilaku
Matriks yang ditekankan disini yaitu mampu mengarahkan seluruh karyawan pada peningkatan perilaku dalam menyelesaikan masalah yang ada. Tetapkan perbaikan down time sebagai KPI (Key Performance Indicator) dan terus tekankan pentingnya hal tersebut kepada seluruh karyawan. Tetapkan target SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevan, Time-Specific).
4) Visualisasikan Down Time
Berikan gambaran visual yang jelas ketika terjadi penurunan kinerja mesin atau mesin rusak. Latihlah para staf maintenance untuk sigap menghadapi masalah yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Dan juga berikan berbagai tingkat respon, mulai dari level manajemen, supervisor hingga operator. Tujuannya adalah untuk mencegah masalah kecil menjadi lebih besar.
5) Perbaiki Segera ; dengan meningkatkan indikator 100-Year Fixes
Ada dua penyelesaian dalam setiap upaya mengurangi kerugian dari down time, yaitu :
  1. Quick Fix : dengan langsung memperbaiki tanpa memerlukan sumber daya eksternal.
  2. 100-Year Fix : penyelesaian masalah yang membutuhkan sumber daya eksternal untuk perbaikan yang sifatnya permanen.
6) Terapkan 3S Blitz
Lingkungan kerja yang bersih dan terorganisir mampu menciptakan kondisi yang lebih baik untuk aktivitas mesin atau peralatan lainnya. Itu lah kenapa 5S menjadi fondasi dari TPM (Total Productive Maintenance). Penerapan 3S blitz juga menerapkan prinsip yang sama dalam bentuk one-off exercise : Sort (singkirkan apa yang tidak dibutuhkan), Set in Order (atur dan urutkan), dan Shine (bersih dan lakukan pemeriksaan terhadap peralatan).
7) Terapkan Maintenance Blitz
Sebagian besar peralatan telah menggunakan bagian seperti seal, gasket, bantalan, belts, dan rol. Bagian-bagian tersebut berpotensi menyebabkan kerusakan saat mereka mendekati masa hidup operasional. Lakukan pemeriksaan keseluruh bagian untuk memastikan bawha mereka dalam kondisi yang masih baik dan mengganti  bagian-bagian kecil jika diperlukan.
8) Optimalkan Pengaturan Peralatan
Ketika setting mesin dan peralatan dilakukan oleh operator, supervisor, dan juga engineer, pengaturan bisa berjalan secara kurang optimal dan akhirnya menimbulkan down time. Buatlah keputusan dan optimalkan pengaturan peralatan.
9) Lakukan Review Setiap Jam nya
Tempelkan sebuah whiteboard persis di sebelah area produksi. Lalu, adakan pertemuan singkat dalam waktu 3 menit, tulis dan jabarkan hal-hal baru untuk memperbaharui kinerja, identifikasi kejadian-kejadian down time di jam-jam terakhir sebelum mesin berhenti, dan sepakat pada satu tindakan perbaikan untuk jam berikutnya. Hal ini merupakan versi pendek dari Short Interval Control.
10) Hanya Mengubah Satu Hal dalam Satu Waktu
Ketika berupaya memperbaiki permasalahan down time, buatlah perbaikan yang membawa satu perubahan di suatu waktu tertentu. Seringnya, ada beberapa perubahan di buat di waktu yang sama sekaligus, tanpa memeriksa dampaknya terhadap peralatan. Hal ini justru akan menjadi lebih sulit untuk mendiagnosa dan mengevaluasi solusi yang efektif.***RR/RW

SELAMAT DATANG PEMBACA

Dukungan, kritik, dan saran dari Bapak/Ibu sekalian sangat kami harapkan guna penyempurnaan lebih lanjut.

Kiranya bulletin “SINERGI” ini dapat menjadi salah satu media komunikasi internal bagi segenap warga PT. Air Mancur untuk menuju Air Mancur yang lebih baik lagi.