10 Tips Praktis Mengurangi Down Time Proses
Bagi sebagian besar perusahaan
manufaktur, down time merupakan sumber utama yang dapat menurunkan
tingkat produktivitas namun sekaligus juga menjadi tempat di mana Anda bisa
meningkatkan keuntungan dengan cepat. Program seperti TPM (Total Productive
Maintenance) memang menjadi praktek terbaik dalam upaya mengurangi down time,
tapi tidak semua perusahaan siap untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk menciptakan program TPM yang efektif. Inilah 10
tips yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan upaya menurunkan down time
secara efektif tanpa banyak dukungan dari pihak eksternal.
1) Tentukan Alasan yang Tepat
Sangat penting menentukan alasan dan
juga durasi yang tepat untuk setiap kejadian down time. Tujuannya agar
perusahaan mampu meningkatkan kinerja karyawan secara efektif dalam membuat
daftar prioritas dan tetap fokus. Cobalah dengan memulai dengan yang mudah
terlebih dahulu. Tentukan 25 alasan, yang masing-masingnya harus tentang losses
(kerugian). Pastikan semua alasan tadi itu benar-benar jelas dan jelaskan juga
berbagai gejala yang muncul.
2) Fokus Hilangkan Constraint
Setiap proses bisnis dalam industri
manufaktur memiliki kendala yang menjadi titik penunjang bagi keseluruhan
proses yang berlangsung. Ukur tingkat down time dalam constraint
dan hilangkan constraint untuk memastikan sumber daya yang ada
dapat fokus untuk memberikan dampak signifikan untuk meningkatkan throughput
maupun profitabilitas.
3) Tentukan Metrik yang Akan
mengarahkan Peningkatan Perilaku
Matriks yang ditekankan disini yaitu
mampu mengarahkan seluruh karyawan pada peningkatan perilaku dalam
menyelesaikan masalah yang ada. Tetapkan perbaikan down time sebagai KPI
(Key Performance Indicator) dan terus tekankan pentingnya hal tersebut kepada
seluruh karyawan. Tetapkan target SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevan,
Time-Specific).
4) Visualisasikan Down Time
Berikan gambaran visual yang jelas
ketika terjadi penurunan kinerja mesin atau mesin rusak. Latihlah para staf maintenance
untuk sigap menghadapi masalah yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Dan
juga berikan berbagai tingkat respon, mulai dari level manajemen, supervisor
hingga operator. Tujuannya adalah untuk mencegah masalah kecil menjadi lebih
besar.
5) Perbaiki Segera ; dengan
meningkatkan indikator 100-Year Fixes
Ada dua penyelesaian dalam setiap
upaya mengurangi kerugian dari down time, yaitu :
- Quick Fix : dengan langsung memperbaiki tanpa memerlukan sumber daya eksternal.
- 100-Year Fix : penyelesaian masalah yang membutuhkan sumber daya eksternal untuk perbaikan yang sifatnya permanen.
6) Terapkan 3S Blitz
Lingkungan kerja yang bersih dan
terorganisir mampu menciptakan kondisi yang lebih baik untuk aktivitas mesin
atau peralatan lainnya. Itu lah kenapa 5S
menjadi fondasi dari TPM (Total Productive Maintenance). Penerapan 3S blitz juga menerapkan prinsip yang sama dalam
bentuk one-off exercise : Sort (singkirkan apa yang tidak dibutuhkan), Set
in Order (atur dan urutkan), dan Shine (bersih dan lakukan
pemeriksaan terhadap peralatan).
7) Terapkan Maintenance Blitz
Sebagian besar peralatan telah
menggunakan bagian seperti seal, gasket, bantalan, belts, dan rol.
Bagian-bagian tersebut berpotensi menyebabkan kerusakan saat mereka mendekati
masa hidup operasional. Lakukan pemeriksaan keseluruh bagian untuk memastikan
bawha mereka dalam kondisi yang masih baik dan mengganti bagian-bagian
kecil jika diperlukan.
8) Optimalkan Pengaturan Peralatan
Ketika setting mesin dan
peralatan dilakukan oleh operator, supervisor, dan juga engineer, pengaturan
bisa berjalan secara kurang optimal dan akhirnya menimbulkan down time.
Buatlah keputusan dan optimalkan pengaturan peralatan.
9) Lakukan Review Setiap Jam nya
Tempelkan sebuah whiteboard
persis di sebelah area produksi. Lalu, adakan pertemuan singkat dalam waktu 3
menit, tulis dan jabarkan hal-hal baru untuk memperbaharui kinerja,
identifikasi kejadian-kejadian down time di jam-jam terakhir sebelum mesin
berhenti, dan sepakat pada satu tindakan perbaikan untuk jam berikutnya. Hal
ini merupakan versi pendek dari Short Interval Control.
10) Hanya Mengubah Satu Hal dalam
Satu Waktu
Ketika berupaya memperbaiki
permasalahan down time, buatlah perbaikan yang membawa satu perubahan di
suatu waktu tertentu. Seringnya, ada beberapa perubahan di buat di waktu yang
sama sekaligus, tanpa memeriksa dampaknya terhadap peralatan. Hal ini justru
akan menjadi lebih sulit untuk mendiagnosa dan mengevaluasi solusi yang
efektif.***RR/RW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar